Suatu ketika, semua anggota tubuh dapat berbicara. Maka, tersebutlah sepotong tangan kanan yang sangat sombong. Ia merasa, bahwa hanya dialah yang paling berguna, yang paling sering dipakai. Ia merasa, tangan kananlah yang paling berhak untuk menyandang semua kebaikan dan pujian.
Tangan kanan ini seringkali mencemooh tangan kiri. Ia membanggakan diri dan menyebut si tangan kiri sebagai tangan yang tak berguna. Tangan kanan sesumbar, "Lihatlah aku. Akulah yang paling baik, dan aku hanya dipergunakan untuk hal-hal baik." Ia meneruskan kesombongannya, "Akulah yang melakukan semua hal berguna, makan, minum, menulis, dan menderma... ha...ha...ha..."
"Tapi lihat dirimu, hei tangan kiri," ujarnya sambil mencibir, "Kamu hanya dipakai untuk hal-hal kotor. "Tak ada kebaikan yang pernah kamu lakukan, kamu tangan yang tak berguna!" Tangan kiri hanya termenung sedih. Ia berharap, bisa melakukan kebaikan untuk tuannya.
Tangan kanan terus sesumbar dengan kelebihannya, namun, hal itu membuat tubuh sang tuan kehilangan keseimbangan. Tanpa disengaja, ada buku tebal yang terjatuh akibat tangan kanan yang sibuk menggapai-gapai dan mengenai lemari. Buku itu terlempar dan mengenai kepala dan tangan kanannya. "Aduh...aduhhh... keduanya kesakitan." Sang tuan pun pingsan.
Tangan kiri, yang semula sedih, cepat tanggap. Ia lalu menggapai-gapai, meminta pertolongan. Lambaian tangan itu, menarik perhatian orang, dan membuat sang tuan cepat tertolong. Tangan kiri pun kini bahagia, sebab, ia tak hanya menolong si tangan kanan, tapi, ia juga menyelamatkan tuan dan seluruh anggota tubuh lainnya.
Teman, begitulah. Kadang, kita tak bisa meraup segalanya dalam satu tangan. Sering, kita tak mampu menangani semua hal hanya dengan satu genggaman. Maka, itulah mengapa Allah menciptakan kita dengan dua tangan.
Kedua tangan itulah yang akan membuat manusia menjadi sempurna. Kedua tanganlah yang menjadikan manusia tampil sebagai sosok yang lengkap. Kedua tangan itulah yang memberikan hikmah bagi kita tentang kerjasama dan kerukunan.
Oleh: Team Multi Media GPdI Elshaddai.
0 komentar:
Posting Komentar